BAB 9
MODEL KESEIMBANGAN RISIKO DAN RETRURN : CAPITAL ASSET
PRICING MODEL
PENDAHULUAN
Bab ini membicarakan lebih lanjut
hubungan resiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tema sentral dalam
bab ini adalah hubungan dengan yang positif antara resiko dengan tingkat
keuntungan. Lebih spesifik lagi, bab ini membicarakan model yang tidka hanya
membicarakan hubungan positif resiko dan return,
tetapi juga membicarakan keseimbangan dalam pasar keuangan dengan menggunakan
variabel risiko dan return. Model yang akan dibicarakan adalah CAPM dan APT.
HUBUNGAN
POSITIF ANTARA RISIKO DENGAN RETURN
Dalam pasar keuangan yang efisien
dan jika investor tidak suka risiko (risk-averse).
Maka kenaikan risiko harus dikompensasi oleh tingkat keuntungan yang lebih
tinggi. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan.
Tabel
berikut ini menyajikan return dan resiko untuk beberapa sekuritas di Amerika
Serikat dari tahun 1926-1999
|
Tingkat
keuntungan rata-rata
|
Standart
deviasi
|
Excess return atas T-Bond
|
Saham
Perusahaan Kecil
|
17,6 %
|
33,6%
|
12,1
|
Saham
Perusahaan Besar
|
13.3
|
20,1
|
7,8
|
Obligasi
Perusahaan Jangka panjang
|
5,9
|
9.3
|
0,4
|
Obligasi
Pemerintah Jangka Panjang
|
5,5
|
8,7
|
|
Treasury Bills
|
3,8
|
3,2
|
|
Inflasi
|
3,2
|
4,5
|
|
Treasury Bills adalah utang yang
dikelaurkan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan jangka waktu kurang dari
satu tahun, sedangkan obligasi dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari
satu tahun) disebut sebagai obligasi jangka panjang pemerintah (Treasury Bond atau T-Bond). Sekuritas pada tabel di atas disusun berdasarkan risiko default (risiko tidak bisa membayar
kewajibannya) yang paling tinggi. Saham perusahaan kecil mempunyai resiko
paling tinggi, karena perusahaan kecil merupakan perusahaan yang belum mapan,
sehingga tingkat ketidakpastiannya sangat tinggi. Obligasi pemerintah mempunyai
kemungkinan default (tidak mampu
membayar kewajibannya) yang kecil, karena kemungkinan pemerintah Amerika
Serikat default cukup kecil. Treasury Bills mempunyai risiko yang
lebih kecil karena jangka waktunya lebih pendek. Dari segi investor instrumen
keuangan dengan jangka waktu yang lebih pendek mempunyai tingkat kepastian
pengembalian yang lebih tinggi, karena itu mempunyai risiko yang lebih kecil. Perkiraan
risiko default diatas didukung oleh
indikator risiko yang lainnya yaitu standar devaiasi. Perusahaan kecil
mempunyai standar deviasi yang paling tinggi, sementara Treasury Bills mempunyai standar devaisi yang paling kecil. Hubungan
yang positif antara risiko dengan return
nampaknya didukung oleh data tabel diatas. Saham perushaan kecil yang mempunyai
risiko paling tinggi, juga mempunyai tingkat keuntungan yang paling tinggi. Sebaiknya
T-Bills yang mempunyai risiko yang paling
kecil, juga mempunyai return yang
paling kecil. Nampaknya hubungan positif antara risiko dengan return didukung oleh bukti empiris.
CAPITAL
ASSET PRICING MODEL
Asumsi CAPM
Capital Market Line (CML)
dan SML (security market line) yang
merupakan inti dari model capital asset
pricing model akan dibicarakan dalam bagian ini. Model CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara
independen : William Sharpe (1964) dan John Linter (1965). Sama seperti model
lainnya CAPM menggunakan beberapa asumsi yaitu :
1. Investor
memfokuskan pada periode kepemilikan tunggal, mereka mencoba memaksimumkan
tingkat kepuasan mereka (expected
untility) dengan memilih alternatif portofolio dengan menggunakan basis
tingkat keuntungan yang diharapkan dan standar deviasi.
2.
Invetsor bisa meminjam dan meminjamkan
dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat bungan bebas risiko dan tidak
ada pembatasan terhadap short-sales.
3.
Investor mempunyai perkiraan tingkat
keuntungan yang diharpakan, varians dan kovarians antar aset, yang sama satu
sama lain.
4.
Aset bisa dibagi-bagi secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid sempurna
(bisa dijual pada harga pasar saat ini)
5.
Tidka ada biaya transaksi
6.
Tidka ada pajak
7.
Investor tidka mempengaruhi harga,
semuanya price taker (harga
ditentukan oleh pasara). Situasi seperti ini terjadi di pasar persaingan
sempurna. Seorang investor sangat kecil ukurannya dibandingkan dengan pasar.
8. Kualitas
semua aset sudah ditentukan.
Capital
market line (CML)
Tingkat
keuntungan bisa dituliskan sebagai :
E(Ri) = Rf + [ (E(RM) –
RF)/(σM-σRf) ] σi
Karena
σRf = 0 (aset bebas risiko), maka
persamaan CML diatas bisa ditulis lagi sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [ (E(RM) –
RF)/(σM) ] σi
Dimana : E(Ri)
= tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i
Rf = tingkat keuntungan
aset bebas resiko
E(RM)= tingkat
keuntunganpasar yang diharapkan
σM = risiko (standar deviasi) keuntungan
pasar
σRf =
risiko (standar deviasi) investasi bebas risiko
σi =
risiko (standar deviasi) aset i
Security
Market Line (SML)
Garis
SML (Security Market Line)
menjelaskan hubungan antara risiko dengan return untuk semua aset. Garis
tersebut diturunkan dari CML setelah melakukan beberapa manipulasi dan asumsi. Garis
SML dapat dituliskan sebagai berikut ini :
E(Ri) = Rf +
[(E(RM)-Rf)/(βM-βRf) ] βi
Karena
βRf = 0 (aset bebas risiko) dan βM didefinisikan sebagai 1, maka
persamaan SML diatas bis aditulis lagi sebagai berikut ini :
E(Ri) = Rf +
[(E(RM)-Rf)] βi
Dimana
: E(Ri) = tingkat keuntungan yang
diharapkan untuk aset i
Rf = tingkat keuntungan aset bebas resiko
E(RM)= tingkat
keuntunganpasar yang diharapkan
βi = risiko
sistematis aset i
capital asset pricing
model (CAPM)
Secara
spesifik CAPM mempunyai dua tujuan :
1. Menjelaskan
hubungan natara risiko dengan return
2. Menjelaskan
kondisi keseimbangan dalam pasar keuangan
ESTIMASI
BETA (RISIKO SISTEMATIS)
Menurut
CAPM hanya risiko sistematis yang berpengaruh terhadap return.
Perhitungan risiko
sistematis (data pengaharpan)
Risiko
sistematis ini dapat dihitung dengan formula berikut ini
βi
= σiM /σ2M
dimana
: βi = beta atau risiko
sistematis aset i
σiM = kovarians antara return aset i dengan return pasar
σ2M = varians return pasar
perhitungan risiko
sistematis (Data Historis)
model
regresi berikut ini bisa dipakai untuk menghitung risiko sistematis :
Rit
= σi + βi Rmt + e it
Dimana : Rit =
return
aset / saham i pada periode t
σi = intercept dari
regresi tersebut
βi = koefisien regresi (indikator risiko
sistematis aset/ saham i)
Rmt=
return
portofolio pasar pada peiode t
e it = residual
Model
tersebut dikenal sebagai market modal. Model rgresi diatas menggunakan return pasar sebagai variabel bebas, dan
return saham/ aset sebagai variable
tidak bebas.
PERUBAHAN
PADA GARIS SML
Garis SML tidak konstan selamanya, garis
tersebut bisa berubah mengikuti perubahan kondisi dan ekonomi. Berikut ini dua
perubahan yang bisa terjadi pada garis SML, yaitu bergeser pararel dengan slope
konstan (perubahan intercept ) dan
slope berubah (intercept tetap) serta
kombinasi keduanya yaitu slope dan intercept
berubah.
PERBANDINGAN
MODEL INDEKS TUNGGAL DENGAN MODEL MARKOWITZ
Bab sebelumnya membicarakan model
indeks tunggak dan model Markowitz. Bagian ini membandingkan kedua model
tersebut dengan menggunakan data sesungguhnya yaitu data return saham ASTRA diatas. Bagaimana kaitan antara risiko total
dengan risiko sistematis/ menurut model indeks tunggal, risiko total merupakan
penjumlahan dengan risiko tidka sistematis seperti berikut ini : σi2
= βi2 σm2 + σ ei2
Risiko
total dihitung langsung melalui varians return
(model Markowitz). Sedangkan risiko tidka sistematis dihitung melalui varians
residual dari model pasar (market model).
ok
BalasHapus