BAB 7
PENGANGGARAN MODAL : ISU LANJUTAN
PENDAHULUAN
Isu-isu lanjutan yang akan dibicarakan
dalam bab ini adalah 1. Proyek dengan usia yang berbeda, 2. Pengaruh inflasi,
3. Analisis resiko dalam penganggaran modal. Analisis risiko dalam penganggaran
modal memperoleh porsi yang cukup besar, karena risiko merupakan variabel
inheren (selalu ada) dalam setiap analisis investasi. Manajer keuangan dengan
demikian harus memahami bagaimana menganalisis usulan investasi yang berisiko.
PROYEK
DENGAN USIA BERBEDA
Pada bab sebelumnya manajer keuangan
menganalisis proyek secara independen. Misalkan kita mempunyai dua alternatif
investasi yang berbeda usianya, kemudian harus memilih salah satunya. NPV
merupakan fungsi dari usia proyek. Semakin lama usia proyek akan semakin akan
semakin tinggi NPV-nya. Meskipun hal tersebut tidak menjadi masalah jika proyek
tgersebut independen. Hal tersebut menjadi masalah jika proyek tersebut saling
meniadakan (kita harus pilih salah satu) dan pergantian dimasa mendatang akan
dilakukan. Proyek semacam itu bukan merupakan proyek satu kali saja. Untuk
memperoleh perbandingan yang lebih valid, kita perlu menyamakan usia kedua
proyek tersebut. Ada dua cara yang bisa dilakukan.
Menyamakan usia
Metode menyamakan usia proyek mempunyai
kelemahan. Jika horison waktu suatu proyek cukup panjang, metode tersebut tidak
cukup praktis. Misalkan satu proyek mempunyai usia 11 tahun sedakan yang
lainnya 19 tahun common factor untuk
keduanya adalah 11x19=209 tahun. Untuk mengatasi kelemahan tersebut metode Equivalent Annual NPV bisa
dilakukan.
Equivalent
Annual NPV
(EAN)
Metode ini mengubah NPV yang
dihitung menjadi angka NPV tahunan. Asumsi yang dipakai oleh metode ini adalah
proyek yang ada sekarang akan dilakukan terus-menerus. Perhitungan Equivalent Annual NPV adalah sebagai
berikut ini :
Eq An NPV = NPVn/PVIFA (r.n)
Dimana
: NPVn = present
value proyek
PVIFA (r.n) = present value factor annuity didasarkan
pada tingkat keuntungan yang
disyaratkan dan usia proyek
Pertimbangan Lanjut
Analisis invesatasi untuk dua proyek
dengan usia berbeda dilakukan untuk dua proyek yang mutually exclusive (kita harus memilih salah satu). Jika proyek
tersebut independen, maka tidak perlu dilakukan analisis seperti itu. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah analisis tersebut mengasumsikan kondisi yang
sama selama umur proyek tersebut, tingkat teknologi dan infalasi di anggap
sama. Jika kita memperkirakan tingkat inflasi atau teknologi berbeda, sehingga
menyebabkan aliran kas keduanya berubah, maka kita harus memasukan efek
tersebut kedalam perkiraan aliran kas. Secara umum jika ada perubahan teknologi
atau faktor lain yang akan mempengaruhi aliran kas maka penyesuaian harus
dilakukan. Yaitu dengan melakukan penyesuaian terhadap aliran kas mendatang. Penyesuaian
dilakukan dengan misal : mengasumsikan berhentinya proyek lama dan mengganti
dengan proyek yang lebih baru (yang memasukan teknologi baru)
seperti terlihat dari analisis diatas.
PENGARUH
INFLASI
Jika suatu perekonomian mengalami
inflasi yang cukup tinggi, bagaimana efeknya pada analisis investasi? Jika aliran
kas dan tingkat keuntungan yang disyaratkan menggunakan aliran kas nominal dan
tingkat infalsi yang dipakai keduanya sama, maka tingkat infalsi keduanya akan
saling menghilangkan. Dengan demikian kita tidak perlu melakukan apa-apa, yang
menjadi masalah jika tingkat inflasi keduanya tidak sama. Jika pasar keuangan
efisien maka pasar (investor) akan memasukkan infalsi yang diharapkan kedalam
tingkat keuntungan yang di syaratkan. Jika kita tidak melakukan hal yang sama
terhadap aliran kas, maka akan ada kecenderungan downward bias (bias karena hasil analisis NPV menjadi lebih rendah
dari yang seharusnya). Beberapa langkah yang bisa dilakukannya dalam kaitannya
dengan inflasi :
1. Pengaruh
inflasi atau dis-inflasi harus dimasukkan kedalam aliran kas karena tingkat
keuntungan yang disyaratkan biasanya sudah memasukkan inflasi yang diharapkan (investor
sudah memasukkan inflasi kedalam tingkat keuntungan yang diharapkan)
2. Jika infalsi tidka homogen didalam suatu
perekonomian akan lebih baik jika kita menggunakan inflasi per sektor
perekonomian.
3. Perubahan
harga yang tidak dikarenakan inflasi, misal karena perubahan permintaan dan
penawaran, yang akan memepengaruhi aliran kas, sebaiknya juga dimasukan kedalam
analisis.
ANALISIS
RESIKO INVESTASI
Bagian berikut ini menganalisis
sejauh mana risiko suatu usulan investasi. Ada tiga metode yang dibicarakan :
1. Analisis sensivitas 2. Analisis skenario 3. Analisis simulasi.
Analisis sensivitas
Analisis NPV yang sudah dibicrakan
sebelumnya belum banyak memabahas resiko usulan investasi. Salah satu
kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang mempunyai
nilai NPV yang positif. Bayangkan, usulan investasi (studi kelayakan proyek)
yang masuk kebagian kredit perbankan pasti akan menyajikan angka NPV yang
positif, mungkin karena memang positif (yang NPV-nya negatif tidak pernah di
ajukan) atau mungkin dibuat positif
(meskipun sebenarnya negatif). Dengan kata lain ada kecenderungan over-estimate dalam analisis NPV,
sehingga menghasilkan false sense of
security (kesimpulan bahwa usulan investasi pasti aman dan menghasilkan NPV
positif, meskipun belum tentu demikian). Kelemahan pendekatan sensivitas adalah
menggunakan pertimbangan subyektif untuk menentukan angka pada kondisi pesimis
maupun optimis. Pada satu sisi pendekatan subyektif barangkali memang sebaiknya
digunakan.
Analisi skenario
Selain menggunakan anlisis sensivitas,
manajer keuangan juga bisa melakukan analisis skenario. Pada analisis skenario
manajer keuangan mengidentifikasi skenario tertentu, kemudian menghitung NPV
berdasarkan skeanrio tersebut. Berbeda dengan analisis sensivitas dimana hanaya
satu variabel yang berubah dan mengasumsikan variable lain konstan, pada
analisis skenario variabel-variabel bisa berubah secara bersamaan untuk setiap
skenarionya. Manajer keuangan memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai
brisiko usulan investasi tersebut dengan melakukan analisis sensivitas dan
skenario.
Analisis simulasi
Simulasi memperhalus analisis
sensivitas lebih lanjut. Dalam analisis simulasi, manajer keuangan
mengubah-ubah variabel yang relevan, kemudian melihat eveknya terhadap NPV. Perubahan
dilakukan secara simultan kemudian perhitungan efek terhadap NPV dilakukan
beberapa kali sehingga akan diperoleh distribusi NPV. Simulasi akan lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan software
atau program komputer. Langkah-langklah yang perlu dilakukan :
1. Menghitung
distribusi probabilitas penjualana berdasarkan data histeris atau perkiraan
lainnya. Setelah diperoleh distribusinya, kita bisa menentukan angka random
yang berkaitan dengan masing-masing skenario tingkat penjualan.
2. Memperoleh
angka random.
Analisis break-even (pulang pokok)
Analisis break-even akuntansi
Analisis break-even bisa digunakan untuk melihat seberapa besar penjualan
minimal agar bisa menutup biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Jika manajer keuangan ingin melihat penjualan
minimal yang harus diperoleh agar bisa menutup biaya-biaya yang
dikeluarkan analisis break-even bisa dituliskan sebagai
berikut ini
Titik
BE=Biaya Tetap+Depresiasi/(harga perunit-biaya variabel per unit) : harga
perunit
Analisis break even present value aliran kas
Analisis break-even diatas tidak memperhtungkan present value aliran kas. Manajemen keuangan mempunyai fokus pada
aliran kas bukannya laba akuntansi. Metode alternatif dalam perhitungan break-even dengan present value aliran kas adalah dengan menggunakan equivvalent annual cost (EAC). EAC
dihitung sebagai berikut ini :
EAC
= Investasi awal / PVIFA (r%.T)
EAC bisa diinterprestasikan sebagai komponen
investasi awal yang harus “dicover” agar investasi bisa ditutup (break-even). Dengan kata lain EAC
merupakan komponen aliran kas.
Pohon keputusan dan
analisis opsin
Salah satu cara menganalisis ketidakpastian adalah dengan
menggunakan pohon keputusan. Dengan menggunakan pohon keputusan manajer
keuangan bisa menganalisis keputusan yang dilakukan secara berurutan.
ok
BalasHapus