BAB 8
RETURN DAN RISIKO
PENDAHULUAN
Pengertian tentang risiko diperlukan karena manajer
akan mengevaluasi investasi yang berisiko. Terdapat hubungan positif antara
tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan risiko
“Semakin tinggi risiko, semakin tinggi
tingkat keuntungan yang disyaratkan”
Konsep risiko dan return dipopulerkan oleh Harry
Markowitz (1955). Markowitz memperkenalkan model yang disebut sebagai
two-parameter model, yang intinya mengatakan bahwa investor seharusnya
memfokuskan pada dua hal :
Return atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari
suatu asset,
Risiko yang dilihat melalui standar deviasi return
aset tersebut
1. Perhitungan
Dasar
1.1 Perhitungan Return
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah
sebagai berikut ini.
Return ={[( Pt – Pt-1)+ Dt
] / Pt-1 } × 100% …..(1)
Secara umum, formula untuk menghitung tingkat
keuntungan yang diharapkan dan risiko (standar deviasi) dari tingkat keuntungan
tersebut adalah sebagai berikut :

DIMANA:
E(R) = Tingkat keuntungan yang diharapkan
pi = Probabilitas untuk kondisi/skenario i
Ri =
Return atau tingkat keuntungan pada skenario i
σR = Standar deviasi return (tingkat keuntungan)
σR2 = Varians return (tingkat keuntungan)
DiMana :
Pt = Harga atau nilai pada
periode t
Pt-1 = Harga atau nilai pada
periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan
pada periode t. Periode tersebut bisa harian, bulanan, atau tahunan.
1.2. Return dan Risiko dalam konteks Portofolio
Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau
lebih.Tingkat keuntungan portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan aset individualnya.
Formula tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu
portofolio adalah
E(RP) = ∑
Xi E(Ri) ….… (5)
Dimana:
E(RP)= Tingkat
keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
Xi = Proporsi
(bobot) untuk aset individual i
E(Ri)= Tingkat
keuntungan yang diharapkan untuk aset
individual i
2.2. Risiko Portofolio
2.2.1. Kovarians Dua Aset
Risiko portofolio tidak hanya merupakan rata-rata
tertimbang dari risiko individualnya. Risiko (varians) portofolio, untuk
portofolio dengan dua aset, bisa dihitung sebagai berikut:
sP2 = XA2
sA2 + XB2 sB2 + 2 XA XB sAB ….. (6)
Dimana:
XA dan XB = Proporsi investasi
untuk aset A dan aset B
sA2 dan sB2 = Varians return aset A dan return aset B
sAB = Kovarians return aset A
dan return aset B
Term sAB (kovarians return aset A dengan B) mengukur arah
pergerakan dua aset tersebut.
Kovarians antar dua aset dihitung dengan formula
sebagai berikut:
sAB = å pi (RAi – E(RA)) (RBi – E(RB)).…… (7)
Dimana:
pi =
Probabilitas untuk skenario I
RAi, RBi= Return aset A dan B
untuk skenario I
E(RA), E(RB) = Expected return
untuk aset A dan aset B
Risiko portofolio yang lebih rendah dibandingkan
dengan rata-rata tertimbang risiko individualnya menunjukkan adanya manfaat
diversifikasi. Manfaat diversifikasi tersebut diperoleh karena
kovarians yang negatif (arah pergerakan yang berlawanan arah) antara aset A
dengan B.
Jika korelasi antara dua aset ≤ 1 maka akan ada manfaat penurunan risiko
melalui diversifikasi. Semakin kecil nilai korelasi (misal -1), maka potensi
penurunan risiko semakin tinggi.
2.2.2. Koefisien Korelasi
Meskipun kovarians bisa memberi gambaran arah
pergerakan dua aset, tetapi angka kovarians sensitif terhadap unit pengukuran.
Koefisien tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.
sAB = GAB sA sA atau GAB = sAB / sA sB …… (8)
dimana :
GAB = Korelasi antara return aset A dengan return
aset B
Korelasi
mempunyai angka antara –1 sampai +1 inklusif
(-1 < = GAB < = +1).
Korelasi merupakan kovarians yang distandardisir
dengan standar deviasi masing-masing aset. Korelasi yang positif menunjukkan
hubungan yang searah antara dua aset tersebut, sementara korelasi yang negatif
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara dua aset tersebut. Semakin
mendekati angka satu (positif atau negatif), semakin tinggi kaitan antara dua aset
tersebut, baik kaitan positif (jika mendekati angka +1) ataupun kaitan negatif
(jika mendekati angka –1).
2.3. Efek
Diversifikasi
Kunci dalam penurunan risiko portofolio adalah
kovarians (atau koefisien korelasi) antar aset. Koefisien korelasi yang semakin
mendekati negatif satu mempunyai potensi yang lebih besar untuk menurunkan
risiko portofolio.
Secara umum koefisien korelasi antar saham mempunyai
tanda positif dan relatif kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik
untuk menurunkan risiko portofolio. Hanya jika koefisien korelasi antara dua
aset sama dengan satu (sempurna searah), maka diversifikasi tidak mempunyai
efek penurunan risiko. Dalam situasi ini, risiko portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari risiko aset individualnya. Kika jumlah aset dalam portofolio
ditambah (misal ditambah secara random), ada kecenderungan risiko portofolio
tersebut semakin mengecil.
Untuk risiko total, ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan melalui
diversifikasi. Tetapi ada sebagian lagi yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi. Risiko yang bisa dihilangkan tersebut disebut sebagai risiko
tidak sistematis (risiko pasar), sedangkan risiko yang tidak bisa dihilangkan
disebut sebagai risiko sistematis.
Berapa banyak sekuritas yang diperlukan untuk secara
efektif bisa menghilangkan risiko tidak sistematis? Beberapa studi menunjukkan
bahwa jumlah sekuritas sekitar 15-20 bisa dipakai untuk melakukan diversifikasi
yang efektif.
Risiko sistematis dihitung melalui formula:
bi = σiM / σ2M………
(9)
Dimana:
bi = beta
atau risiko sistematis aset i
σiM = kovarians antara return aset i dengan
return pasar
σ2M= varians return aset I
Risiko tidak sistematis diukur melalui varians dari residual regresi model
pasar (market model).
3. Set yang Efisien
Tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan
merupakan rata-rata terimbang dari tingkat keuntungan aset individualnya.
Tingkat keuntungan tersebut tidak tergantung dari korelasi antara dua aset
tersebut.
3.1. Korelasi
= +1 (positif sempurna)
Misalkan korelasi antara A dengan B (GAB)
adalah +1, risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:
sP2 = XA2 sA2 + XB2
sB2 + 2 XA XB sAB atau
sP2 = XA2 sA2 + XB2
sB2 + 2 XA XB GAB sA sA
karena GAB = +1,
kita bisa meringkaskan formula di atas menjadi berikut ini.
sP2 = XA2 sA2 + XB2
sB2 + 2 XA XB sA sA, atau
sP2 = (XA sA + XB sB )2
sP = (XA
sA + XB
sB )……… (10)
Persamaan di atas menunjukkan jika korelasi antara
aset A dengan aset B = +1, risiko portofolio merupakan rata-rata tertimbang
dari risiko aset individual. Dengan kata lain, diversifikasi dalam situasi ini
tidak memberikan manfaat, karena risiko portoflio tidak bisa lebih rendah dari
rata-rata tertimbang risiko aset individualnya.
3.2. Korelasi
= –1 (negatif sempurna)
Misalkan korelasi antara A dengan B (GAB)
adalah -1, risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
sP2 = XA2 sA2 + XB2 sB2 + 2 XA XB (-1) sA sB atau
sP2 = XA2 sA2 + XB2 sB2 - 2 XA XB sA sB
sP2 = (XA sA - XB sB )2
sP = (XA sA - XB sB ) atau (XA sA - XB sB )
sP = - (XA sA - XB sB ) atau - (XA sA - XB sB )
Perhatikan bahwa karena risiko selalu bertanda positif
(tidak ada risiko yang negatif, minimal adalah nol), maka risiko di atas bisa
disingkat menjadi:
sP = Nilai absolut (XA sA - XB sB ) ……… (11)
3.3. Korelasi
= 0 atau Tidak ada Korelasi
Misalkan korelasi antara A dengan B (GAB)
adalah 0, risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
sP2 = XA2 sA2 + XB2 sB2 + 2 XA XB (0) sA sB atau
sP2 = XA2 sA2 + XB2 sB2
sP = [XA2 sA2 + XB2 sB2] 1/2 ……… (12)
4. Risiko dan Return Portofolio dengan Lebih dari Dua
Aset
Perhitungan risiko dan return untuk portofolio dengan
aset lebih dari dua pada dasarnya sama dengan untuk portofolio dengan dua aset.
Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan aset individualnya.
Formula risiko portofolio dengan tiga aset bisa
dituliskan sebagai berikut:
sP2 = XA2 sA2 + XB2 sB2 + XC2 sC2 + 2 XA XB sAB + 2 XA XC sAC + 2 XB
XC sBC (16)
Jika aset dalam portofolio semakin besar, perhitungan
risiko portofolio menjadi semakin kompleks.
Risiko total portofolio merupakan gabungan dari
kotak-kotak di dalam bagan tersebut. Jika aset dalam portofolio bertambah, maka
jumlah kotak juga semakin bertambah, yang berarti komponen dalam risiko total
menjadi semakin bertambah. Varians portofolio bisa dituliskan sebagai berikut
ini.
sP2 = ∑ Xi2 si2 + ∑ ∑ Xi Xj sij i ≠ j
……… (17)
dimana
sP2 = Varians
portofolio
Xi = Proporsi
untuk aset i
si2 = Varians aset i
∑ ∑ = Penjumlahan ganda
sij = Kovarians
aset i dengan aset j
i ≠ j = Menunjukkan kovarians i dengan j adalah
untuk dua aset yang berbeda
Jika aset
dalam portofolio bertambah, maka komponen yang perlu dihitung dalam portofolio
menjadi semakin banyak. Jika ada N aset dalam portofolio, maka kita perlu
menghitung:
(N (N + 1))
/2 parameter, yang terdiri dari N varians, dan (N (N - 1))
/ 2 kovarians
Sebagai
ilustrasi, jika ada 300 saham dalam portofolio, dan kita akan menghitung risiko
portofolio tersebut, maka kita perlu menghitung: 300 varians dan 150 (299) =
44.850 kovarians. Jumlah tersebut cukup besar. Jika jumlah aset dalam
portofolio adalah 1.000, maka jumlah parameter yang harus dihitung menjadi
sekitar 500.000 parameter.
Ada dua masalah yang menyebabkan model perhitungan
risiko tersebut tidak bisa diaplikasikan.
Pertama, Model tersebut dikembangkan pada tahun 1950-an, dimana kemampuan
komputer belum sebaik sekarang. Kedua, analis biasanya dikelompokkan
berdasarkan sektor usaha/industri. Mereka biasanya hanya memfokuskan pada
industrinya. Padahal model perhitungan risiko portofolio di atas memerlukan
perhitungan kovarians (kaitan) antar saham, yang berarti juga antar industri. Dua
masalah tersebut menyebabkan model portofolio Markowitz mengalami perkembangan
yang lambat.
Model indeks tunggal dikembangkan dengan tujuan memecahkan dua masalah
tersebut.
5. Model
Indeks Tunggal
Risiko dan Return Aset Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks
tunggal (single index model). Menurut model tersebut, return suatu saham/aset
dipengaruhi oleh faktor bersama tunggal, sebagai berikut ini.
Rit = αi
+ bi Ft
+ eit ……… (18)
Faktor bersama yang dimaksudkan, biasanya adalah
return pasar. Dengan kata lain, pergerakan return saham dipengaruhi oleh return
pasar.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i
tersebut bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(Ri) = αi
+ bi E(RM) ....……
(19)
Menurut model indeks tunggal, total risiko bisa
dipecah ke dalam dua komponen yaitu:
s i2 = ßi2
sM2 + sei2 .……… (20)
(Risiko Total) = (Risiko yang Tidak Bisa Dihilangkan
melalui Diversifikasi)
+ (Risiko yang
Dihilangkan melalui Diversifikasi)
dimana
s i2 = Risiko total (varians sekuritas i)
ßi = Beta sekuritas i (risiko sistematis
sekuritas i)
sM2 = Varians return pasar
sei2 = Varians error sekuritas I
Persamaan di atas menunjukkan risiko total bisa dipecah
ke dalam dua bagian: (1) risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi (risiko sistematis), dan (2) risiko yang bisa dihilangkan melalui
diversifikasi (risiko tidak sistematis). Risiko sistematis pada ßi (beta saham i).
5.2. Return
dan Risiko Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk portofolio dengan N aset, tingkat keuntungan
yang diharapkan untuk suatu portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(RP) = αP
+ bP E(RM) ……… (21)
Dimana:
E(RP) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
αP = Intercept untuk portofolio
bP = Beta portofolio
E(RM) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
ok
BalasHapus